Nama : Ogansyah
Kelas : Senin Jam 15.30 – 17.00
Nim : 1815076405
Kurikulum Linux di Sekolah
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia baru-baru ini mengeluarkan Kurikulum 2004 untuk sekolah dengan motto “Kurikulum
Berbasis Kompetensi.” Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran baru yang masuk dalam Kurikulum 2004 ini. Standar kompetensi yang disebut dalam kurikulum itu sangat mendukung masuknya materi ilmu komputer berbasis Linux dan open source. Kurikulum TIK tidak lagi menyebut nama produk software, seperti dalam kurikulum
pendidikan komputer di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Misalnya, pelajaran pengolah kata tidak menyebutkan Microsoft Word, sehingga penyelenggara sekolah dapat menggunakan OpenOffice Writer, AbiWord, Kword, dan lain-lain. Yang lebih menarik, dalam salah satu materi pokok pelajaran TIK untuk SLTA atau SMA/SMU dan MA (Madrasah Aliyah), terdapat materi etika dalam menggunakan teknologi informasi dan UU
Hak Cipta. Akan sangat memalukan, bila pada saat pelajaran tentang etika dan hak cipta ini siswa menggunakan software bajakan. Di sisi lain, akan sangat berat bagi sekolah dan orang tua siswa, jika harus membayar lisensi semua software yang digunakan di sekolah. Sesuai dengan buku panduan standar kompetensi, mata palajaran TIK merupakan salah satu fasilitas untuk menghasilkan siswa yang berkompeten. Maksudnya, siswa tidak hanya mampu merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, desentralisasi, dan hak asasi manusia, tapi juga mampu menggali,
menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh, meskipun telah menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, siswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Dan untuk itu semua,
software yang berbasis sistem operasi Linux telah memenuhi kebutuhan SD
hingga SLTA.
Pengelompokan materi
Secara garis besar, terdapat delapan kelompok materi pelajaran TIK, dari SD atau MI (Madrasah Ibtidaiyah) hingga SMA. Pengorganisasian materi TIK pada semua kelas disusun seperti dalam Tabel-1. Setiap materi memiliki empat tingkatan topik atau kegiatan sesuai dengan sifat atau tingkat pendalaman. Sekadar contoh, SD dan MI hanya mendapatkan empat
materi utama, yaitu materi TIK umum, mutimedia, pengolah gambar, dan pengolah kata. Sifatnya hanya pengenalan dan penggunaan, kecuali materi pengolah gambar yang diharapkan siswa SD bias memproduksi atau membuat gambar.
Aplikasi Linux dan open
source
Sesuai dengan tujuan mata pelajaran TIK dalam Kurikulum 2004, berikut ini contoh beberapa aplikasi Linux untuk SMA. Teknologi Informasi dan Komunikasi umum. Materi ini meliputi pengenalan komputer dan sistem operasi, yang dapat menggunakan distro Linux populer seperti
Red Hat/Fedora, Mandrake, atau Knoppix. Aplikasi multimedia/spesifik (presentation). Contoh aplikasi yang dapat digunakan untuk materi ini adalah
Audacity untuk mengolah suara, dan OpenOffice Impress untuk presentasi.
Pengolahan gambar (drawing). Mengolah gambar di Linux dapat
menggunakan OpenOffice Draw, Kontour dan GIMP. Pengolah kata (Word Processor). Linux memiliki beberapa aplikasi untuk ini, antara lain OpenOffice Writer, AbiWord, dan Kword. Pengolah angka (Spreadsheet). Tersedia
beberapa spreadsheet di Linux, antara lain OpenOffice Calc, Gnumeric, dan Kspread. Pemanfaatan database. MySQL dan PostgreSQL merupakan pilihan tepat untuk belajar database. Pemrograman. Pemrograman di Linux dapat dipenuhi oleh Python, atau Gambas yang sangat mirip Visual Basic. Pemanfaatan LAN dan Internet (e-mail, web, dan lain-lain). Ini materi-materi yang sangat cocok menggunakan Linux, karena semua distro Linux menyediakan aplikasi untuk jaringan, server dan client.
Kesiapan guru dan
lembaga pendidikan
Tidak dapat dipungkiri lagi, saat ini Linux dan aplikasinya telah dapat memenuhi kebutuhan mata pelajaran TIK untuk kurikulum 2004 ini. Hal itu juga diakui beberapa penyelenggara pendidikan komputer untuk sekolah. Iwan Setiawan Dani, Operational Manager Gramakom, penyedia sistem pendidikan computer untuk sekolah, yang bekerja sama dengan lebih dari seratus sekolah di Jawa dan Sumatra, menyatakan sudah saatnya sekolah-sekolah beralih ke sistem operasi Linux. “Di samping untuk menghindari penggunaan produk ilegal, juga karena Kini saatnya Linux secara resmi masuk ke sekolah, karena mulai tahun ajaran 2004 ini terdapat mata pelajaran komputer atau TIK sebagai intrakurikuler.
Kurikulum Linux di Sekolah
Nanang, pengajar Linux di SMU Al Azhar 2
Pejaten Jakarta. Rusmanto
www.infolinux.web.id INFOLINUX APRIL 2004 49
Kurikulum Linux di Sekolah
beberapa alasan, antara lain penghematan biaya lisensi,” ungkap Iwan. Iwan menjelaskan bahwa aplikasi Linux yang ada sekarang sudah cukup lengkap
sehingga dapat memenuhi kebutuhan aplikasi sekolah. “Linux lebih aman dari
serangan virus karena sistem file-nya yang sulit ditembus. Aplikasi Linux sekarang sudah user friendly sehingga mudah digunakan oleh orang awam yang tidak begitu paham mengenai programming,” ujar Iwan lebih lanjut. Arief Setiadi, Kepala Divisi SekolahLembaga Pendidikan Komputer Nurul Fikri
(LPKNF), juga menyatakan senada dengan Iwan, bahwa Linux dan open source sangat tepat untuk sekolah-sekolah yang telah maupun akan memasukkan mata pelajaran TIK. Arief yang saat ini mengelola pengajaran komputer di beberapa sekolah Al Azhar di Jakarta dan Bekasi, telah
setahun menggunakan Linux untuk salah satu sekolah.
Salah satu guru komputer di SMU Al Azhar 2 Pejaten, Jakarta, Nanang, mengatakan tidak menemui hambatan berarti, baik dari sisi guru, murid, dan orang tua. “Kami menggunakan sistem diskless LTSP (Linux Terminal Server Project), untuk mengatasi lambatnya komputer lama menjalankan OpenOffice. Hambatan yang kami alami adalah penguasaan LTSP-nya, yang tidak
masuk dalam materi pelajaran namun bermanfaat untuk menghemat biaya pengadaan dan perawatan komputer,” kata Nanang. Untuk mengenalkan Linux di sekolahsekolah, Gramakom bekerja sama dengan Tabel 1. Organisasi Materi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Keterangan Tabel-1:
1: Topik/kegiatan yang bersifat apresiatif (pengenalan, dan perluasan, wawasan).
2: Topik/kegiatan yang bersifat aplikatif (pemanfaatan dan penggunaan).
3: Topik/kegiatan yang bersifat produktif (membuat, mencipta sesuatu).
4: Topik/kegiatan yang bersifat evaluatif/Analitis (aspek pemeriksaan, eksploratif, menilai, menguji).
beberapa vendor komputer seperti Acer dan Intel menyelenggarakan seminar di Jakarta dan Surabaya beberapa waktu lalu. Menurut Iwan, tanggapan para guru, kepala sekolah dan pengurus yayasan sangat baik. Hampir seluruh peserta seminar di dua kota tersebut mengikuti uraian para pembicara dari pagi hingga sore. Iwan dan Arief samasama yakin, bahwa Linux dan open source akan diterima di sekolah-sekolah, sesuai dengan dimulainya ajaran baru ini yang telah memasukkan komputer sebagai mata Peserta seminar Linux untuk sekolah di Jakarta. Peserta seminar Linux untuk sekolah di Surabaya.Rusmanto pelajaran wajib dalam Kurikulum 2004. Untuk itu, keduanya melalui lembaga pendidikan Gramakom dan LPKNF telah
menjalin kerja sama untuk menyusun kurikulum Linux untuk sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMA. “Prioritas saat ini baru untuk SMP dan SMA, karena untuk SD membutuhkan program-program khusus, sesuai dengan kebutuhan masingmasing sekolah,” jelas Iwan. Anda tertarik berperan serta?
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v21/InfoLinux2004/PDF-LINUX-0404/48_Feature_04.pdf
adsfvdgdgfhh
ReplyDelete